Rabu, 22 Juni 2011

Ongkos Penerbangan Haji Berpotensi Naik

Add to Google Reader or Homepage



PT Garuda Indonesia Tbk memprediksi bahwa ongkos (tarif) penerbangan untuk angkutan haji pada Oktober 2011 berpotensi naik.

Ini mengingat melonjaknya komponen-komponen biaya terkait penerbangan untuk angkutan haji, di antaranya harga avtur (bahan bakar minyak pesawat) yang kini tercatat mengalami kenaikan hingga 38 persen. Selain itu, biaya kegiatan penanganan pendaratan di Arab Saudi juga mengalami kenaikan hingga 40 persen dibanding tahun lalu.

Direktur Operasional Garuda Ari Sapari menuturkan, dari seluruh komponen biaya operasional pesawat, sebagian besar untuk bahan bakar atau mencapai 60 persen. Besaran biayanya harus dipenuhi dan tidak bisa disiasati karena menjadi kebutuhan pokok dalam penerbangan.

Potensi kenaikan biaya penerbangan juga terkait saat liburan musim panas yang berlangsung di belahan bumi bagian utara. Kegiatan perjalanan ke kawasan ini meningkat tajam dan pada saat bersamaan juga berlangsung kegiatan haji.

"Setiap tahunnya penyelenggaraan ibadah haji selalu maju 11 hari. Ini terbawa pada musim haji tahun ini atau bersamaan dengan musim panas di belahan utara. Pada musim panas seperti ini banyak dimanfaatkan wisatawan untuk berkunjung ke kawasan ini. Akibatnya volume penerbangan akan meningkat signifikan," kata Ari di Jakarta, kemarin.

Peningkatan volume penerbangan ini membuat ketersediaan pesawat sewa yang biasa digunakan untuk angkutan haji makin berkurang. Artinya, harga sewa pesawat juga akan meningkat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Ini mengingat tingkat kebutuhannya yang tinggi.

"Harga sewa pesawat berpengaruh. Meskipun kita pesan langsung ke maskapainya, biayanya juga meningkat. Jika melihat faktor-faktor ini, kecil kemungkinan ada penurunan tarif angkutan haji. "Kalau naik, mungkin saja. Paling tidak sama seperti tahun lalu," ujarnya.

Di lain pihak, Batavia Air juga berniat melayani angkutan haji untuk tahun ini. Bahkan, menurut Direktur Niaga Batavia Air Sukirno Sukarna, Batavia Air menyiapkan tujuh unit pesawat untuk melayani calon jemaah haji ke Tanah Suci.

"Kami tidak mengharapkan banyak, yang penting bisa melayani," katanya, seraya menambahkan bahwa Batavia Air akan melayani penerbangan haji secara penuh tahun ini atau mengangkut 30.000 calon jamaah haji.

Selain Batavia, Lion Air juga ingin melayani angkutan haji. Bahkan, Lion Air sudah menyiapkan banyak pesawat.

Di tempat terpisah, Sriwijaya Air akan membeli 20 unit pesawat baru bermesin jet Embraer 190. Pemesanan pesawat baru ini diumumkan di arena Paris Air Show ke-49. Berdasarkan perjanjian, total nilai pembelian mengacu kepada harga jual Januari 2011 sebesar 856 juta dolar AS.

Presiden Penerbangan Komersial Embraer Paulo Cesar de Souza de Silva menyebutkan pentingnya transaksi ini. Karena sebagai maskapai penerbangan yang sedang berkembang, Sriwijaya Air dinilai pas menggunakan pesawat Embraer.

"Ini merupakan sumbangsih penting bagi Embraer 190 untuk dapat beroperasi dalam lingkungan geografis yang beragam seperti Indonesia. Apalagi penerbangan menjadi sarana yang penting untuk menghubungkan bisnis utama dengan pusat pariwisata. Ini merupakan langkah besar. Kami senang Sriwijaya dapat memanfaatkan kualitas terbaik pesawat E190 untuk mencapai strateginya, " kata dia.

E190 Sriwijaya Air akan dilengkapi dengan 100 kursi dalam konfigurasi satu kelas. Maskapai ini mengidentifikasi kebutuhan armadanya atas pesawat 100-kursi untuk menggantikan armada yang berukuran kecil.

Selain itu juga untuk mencapai tujuan ekspansi bisnis, menambah frekuensi di pasar domestik serta merintis layanan nonstop terbaru di seluruh wilayah. CEO Sriwijaya Air Chandra Lie mengatakan, pemilihan pesawat E190 disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. "Ini sesuai dengan strategi untuk pengembangan pasar Sriwijaya Air ke daerah-daerah pelosok," ucapnya. (sk)

Tidak ada komentar: