Menteri Agama (Menag) M. Maftuh Basyuni mengingatkan para calon jemaah haji dari tanah air untuk mempersiapkan fisik prima dan menjaga kesehatan sejak dini, karena para jemaah haji sekarang ini akan ditempatkan pada sejumlah pemondokan yang jaraknya cukup jauh. Soal pemondokan jarak yang paling dekat dengan Masjidil Haram sekitar 600 meter. Yang lain, cukup jauh bisa mencapai 1.400 meter di Jarwal, kata Maftuh usai membuka Semiloka Penguatan Kelembagaan dan Aktivitas Kerukunan Umat Beragama di Indonesia, di Departemen Agama, Senin siang.
Pernyataan Menteri agama juga dibenarkan Ketua Komisi VIII, Hasrul Azwar yang juga menjadi tim pemantau pelaksanaan haji. Ia mengatakan, kendati pemondokan jaraknya cukup jauh dari Masjidil Haram namun pihak panitia telah menyiapkan alat transportasi yang cukup baik. Mengapa pemondokan jemaah haji tahun ini jaraknya cukup jauh.
Menurut Hasrul Azwar, karena pemerintah Arab Saudi tak lagi menyediakan pemondokan yang jaraknya cukup dekat. Pada prinsipnya, jarak yang jauh sudah teratasi dengan transportasi. "Kini tak ada lagi pemondokan atau perumahan yang dekat," kata Hasrul.
Ada kemajuan dari pemondokan bagi jemaah sekarang ini. Rumah yang dijadikan pemondokan jemaah semuanya memadai kondisi fisiknya. Panitia juga mengusahakan tak akan ada lagi kepadatan jemaah dalam satu pemondokan. Kendati soal transportasi dan pemondokan yang sudah disiapkan, Hasrul menyesalkan kesiapan pihak kesehatan bagi jemaah.
Pasalnya, sampai sekarang ini tak satu pun petugas yang datang ke tanah suci untuk mengurus kesiapan pelayanan kesehatan bagi jemaah Indonesia. "Tak satu pun perutusan kesehatan datang dan mengurus masalah ini," katanya. Untuk itu, dewan akan memanggil para pejabat dari Departemen Kesehatan untuk melakukan koordinasi. "Kita mau undang Depkes, untuk berdialog," katanya.
Hasrul belum dapat menjelaskan berapa banyak petugas kesehatan yang dikerahkan untuk memberi pelayanan bagi jemaah haji Indonesia. "Saya belum tahu. Tapi, kita nanti menggunakan standar pelayanan WHO," katanya. Soal pelaksanaan Haji, Menteri Agama M. Maftuh Basyuni mengatakan, pada prinsipnya Indonesia akan memberangkatkan jemaahnya ke Arab Saudi. "Cuma, ketika itu, jika pemerintah setempat mengikuti aturan Uni Eropa (UE) yang membatasi maskapai penerbangan nasional ke Arab Saudi, tentu kita pun membatalkannya," tambahnya.
"Sekarang sudah ada kejelasan, tak ada larangan bagi jemaah haji kita. Kita akan memberangkatkan jemaah haji," ujar menteri lagi. Pernyataan menteri ini juga diungkapkan ketika berada di Mandailing, Natal, ketika melakukan kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Musthafawiyah yang dipimpin H. Musthafa Bakri, cucu kiai kharismatis dari Sumatera Selatan.
Dengan demikian gonjang ganjing larangan terbang bagi maskapai nasional ke Arab Saudi sudah tak ada lagi. Pada tahun ini jumlah jemaah haji Indonesia yang berangkat berjumlah 210 orang, 50 persen lebih di antaranya diangkut maskapai Garuda dan lebihnya diangkut maskapai Arab Saudi. Sampai saat ini sebagan besar jemaah sudah melunasi pembayaran Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).
Jemaah yang belum melunasi BPIH namun sudah terdaftar sebagai calon haji masih diberi kesempatan melunasi sampai tanggal 24-31 Juli mendatang, kata menteri usai berpidato di pondok pesantren tersebut. Jika sampai batas yang ditentukan belum juga melunasi, maka akan dimasukkan "waiting list" (daftar tunggu) sesuai urut kacang, kata Maftuh.
Terkait dengan haji khusus ini Menag mengatakan, tahun depan Depag tak akan memberlakukan sistem quota sesuai dengan waktu pelunasan BPIH seperti yang diterapkan tahun ini. Calon jemaah haji khusus ditentukan melallui mekanisme pendaftaran lebih dahulu dengan waktu yang diumumkan kemudian.
"Jadi, tak lagi rebutan seperti sekarang. Kita gunakan konsep "first come, first go". Mereka yang mendaftar menjadi calon haji khusus diurutkan sesuai deret hitung. " Dengan demikian Menag berharap penyelenggaraan hji khusus tahun depan akan lebih tertib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar