Meski muncul kabar adanya larangan pesawat Indonesia mendarat di Arab Saudi, calon jemaah haji diimbau supaya tenang dan melakukan persiapan secara baik agar memperoleh haji mabrur. Pemerintah juga terus melakukan persiapan untuk memberikan pelayanan maksimal bagi jemaah haji Indonesia tahun 1428 H /2007.“Kepada jemaah yang telah melunasi BPIHnya, kami harap supaya tetap tenang. Karena pemerintah tetap melakukan persiapan sebagai mestinya,” kata Direktur Pengelolaan BPIH dan Sistem Informasi Haji Depag, MA Ghafur Djawahir kepada wartawan di Jakarta,beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, Departemen Agama menanggapi adanya isu itu bukan berarti tidak melakukan persiapan penyelenggaraan haji. Tapi persiapan tetap dilaksanakan sesuai dengan siklus yang telah ditetapkan bersama DPR. “Sekarang ini mencari pemondokan bagi jemaah di Arab Saudi. Di Mekah sudah selesai seluruhnya, tinggal di Madinah. Lalu pengurusan paspor, pembuatan gelang, asuransi dan yang lain. Semua itu kita persiapan sebagaimana mestinya,” ujarnya.
Ghafur juga mengatakan, pada musim haji tahun ini waktu tinggal di Madinah di perpanjang satu hari sehingga jemaah tinggal di kota Nabi ini menjadi sembilan hari. “Adapun di Madinah banyak jemaah yang begitu datang sudah capek, namun karena khawatir tidak bisa mengerjakan arbain (shalat wajib berjamaah 40 waktu, red) maka langsung, bahkan belum taruh koper di kamar lari ke masjid. Ini bisa mengganggu kesehatan,” jelasnya.
Oleh karena itu, kata Ghafur, dalam pembahasan dengan DPR akhirnya diperlukan tambahan satu hari di Madinah sehingga jemaah tidak lagi tergesa-gesa. Meski demikian masa tinggal jemaah di Arab Saudi tidak ditambah, tetap selama 38 hari. “Yang dikurangi waktu tinggal di Mekah sehari,” imbuhnya.
Sementara di tempat terpisah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi berharap niat pemerintah Arab Saudi mengikuti Uni Eropa yang melarang maskapai Indonesia terbang ke wilayahnya tidak terwujud."Saya kira itu jangan sampai terjadi. Karena kalau itu terjadi, bukan hanya masalah teknis, tapi sudah menyangkut masalah agama," ujar Hasyim di kantor PBNU Jl Kramat Raya, Jakarta.
Untuk itu dia meminta, pemerintah Indonesia segera bertemu dengan pemerintah Arab Saudi untuk membahas hal ini. "Harus dibicarakan intensif antara Indonesia dengan Arab Saudi," imbuhnya.Hasyim juga meminta kepada Garuda Indonesia untuk segera melengkapi persyaratan yang menjadi penyebab larangan terbang tersebut. "Jadi kalau memang yang diperlukan kualifikasi, ya penuhi saja kualifikasi itu bagaimana caranya," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar