Kamis, 08 Juni 2017

Penambahan Tim Medis Haji Sangat Mendesak




Komisi IX DPR mendorong penambahan jumlah tenaga medis haji untuk pelaksanaan ibadah haji tahun 2017. Penambahan itu dianggap sangat penting dan mendesak seiring peningkatan kouta jemaah dari Indonesia. Jika tidak ditambah, petugas medis yang ada akan keteteran dalam melayani para jemaah.


Kementerian Kesehatan mengeluh tenaga medis untuk pelayanan ibadah haji kurang. Sekarang, rasio tenaga medis dengan jumlah jemaah haji reguler itu 1 banding 80 orang. Kan repot. Jadi, tenaga medis ini harus ditambah, apalagi ada penambahan kuota haji Indonesia," kata anggota Komisi IX DPR Aliyah Mustika Ilham di Jakarta, Rabu (7/6).

Menurut politisi Demokrat ini, ideal rasio petugas medis haji adalah 1 banding 20 jemaah. Dengan jumlah tersebut, diharapkan semua jemaah dapat terlayani dengan baik. Kekhusyukkan jemaah dalam menjalankan ibadah pun menjadi lebih terjamin.

 
Dia pun mengingatkan, kuota jemaah haji tahun ini meningkat drastis, dari 168.800 orang menjadi 221.000 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 63 persen merupakan adalah jemaah dengan risiko tinggi. Kelompok tersebut tentu membutuhkan pelayanan dan pertahian khusus dari para petugas medis.


"Kami juga berharap Kementerian Kesehatan dapat meningkatkan standar fasilitas, dukungan obat yang berkualitas, dan peningkatan kualifikasi petugas haji. Dengan begitu, pelayanan kepada para jemaah lebih optimal,” tambah dia.

 
Di tempat terpisah, anggota Komisi IX Sri Wulan juga meminta pemerintah memerhatikan fasilitas kesehatan untuk para jemaah haji Indonesia.

 
"Selaku anggota Komisi IX DPR, saya mendesak Pemerintah memerhatikan masalah kesehatan para calon jemaah haji Indonesia, seperti ketersediaan obat-obatan, kesiapan dokter dan tenaga medis lainnya, serta fasilitas ambulance," pesan politisi Gerindra ini.

 
Dia juga meminta agar Kementerian Kesehatan melakukan pengecekan kesehatan secara berkala kepada seluruh calon jemaah haji Indonesia sebelum diberangkatkan ke tanah suci. Tujuannya, segala kemungkinan buruk yang menimpa para jemaah bisa diantisipasi dengan baik oleh para petugas medis.

 
"Saya meminta Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan untuk memfasilitasi para calon jemaah haji Indonesia dalam melakukan pemeriksaan kesehatan. Kalau perlu, mereja juga difasilitasi untuk rujukan perawatan, baik di Puskesmas maupun rumah sakit," tegasnya.(rmol.co/foto :tribunnews.com.makassar)

1 komentar:

joker 123 mengatakan...

informasi yang sangat bagus