Jumat, 23 September 2016

Kelelahan Jadi Pemicu Peningkatan Kematian Jemaah Haji di Pemondokan

Peningkatan jumlah kematian jemaah haji Indonesia di pemondokan pasca-puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina), diprediksi karena kelelahan dan kondisi cuaca.

Data hingga Kamis dini hari menunjukkan jumlah jemaah haji yang meninggal 221 orang, termasuk 14 orang meninggal pada Rabu (21/9/2016)) dan sembilan di antaranya meninggal dunia di pemondokan.

"Meninggal dunia di pemondokan menunjukkan jemaah belum sempat di-refer ke rumah sakit," kata Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPHI) Arab Saudi, dr Eka Jusup Singka, di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, dikutip dari Antara, Kamis (22/9/2016).

Ia menyebut, pemondokan berada dalam peringkat kedua lokasi jemaah meninggal dunia setelah rumah sakit Arab Saudi, dengan total 71 jemaah dari 221 jemaah meninggal di pemondokan.

Jumlah kematian di pemondokan yang meningkat pesat pasca-Armina, menurut dia, karena jemaah yang belum pulih lelahnya pasca-menjalankan puncak haji kemudian tidak beristirahat.

Namun, jemaah justru melakukan banyak kegiatan lain, seperti mengejar ibadah sunnah atau wisata.

"Setelah Armina, mereka selalu mengupayakan waktunya untuk selalu ibadah. Umrah berkali-kali, padahal cuaca panas sehingga menyebabkan kesehatan jemaah haji tidak bagus," kata Eka.

Ia menambahkan, sebagian besar jemaah yang meninggal berusia di atas 60 tahun. Hanya satu orang yang tercatat berusia di bawah 40 tahun.

Sebagaimana sebelum Armina, tambah dia, penyakit jantung masih menduduki peringkat pertama penyebab kematian, sekitar 70 persen. Disusul oleh gangguan pernafasan, kanker, diabetes melitus dan lain-lain.

Sejumlah penyakit bawaan tersebut, menurut dia, rentan muncul apabila dipicu oleh kelelahan, cuaca, panas, debu, dan pola hidup jemaah.

"Banyak jemaah lanjut usia yang kemudian enggan makan," kata Eka.

Eka juga mengatakan, para petugas kesehatan bahkan turun langsung untuk menyuapi pasien yang mengalami gangguan pola makan.

Untuk menekan jumlah kematian pasca-Armina, kata dia, tim kesehatan memiliki program promotif preventif untuk memastikan jemaah mendapat asupan gizi yang bagus, makanan dan minuman terjaga, serta mengimbau jemaah agar mengurangi aktivitas fisik.

"Supaya jemaah tidak melakukan kegiatan yang tidak penting, yang tidak ada hubungan dengan kaidah ibadah, sehingga memicu heatstroke," ucapnya.

Ia menyebutkan, gangguan asupan gizi juga termasuk dehidrasi akibat kurang cairan. Oleh karena itu ia menganjurkan jemaah untuk jangan segan minum air.
"Sedikit-sedikit tapi sering," ucapnya.

Data hingga Rabu (21/9/2016), jumlah jemaah yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi mencapai 106 orang. Sedangkan di KKHI terdapat 97 pasien dan di sektor-sektor terdapat 20 jemaah.

Tim kesehatan melakukan pemantauan rutin kondisi jemaah yang berada di rumah sakit Arab Saudi.(kompas.com)

Tidak ada komentar: