Jumat, 05 Februari 2016

Menag: Haji Lansia Dapat Prioritas

Add to Google Reader or Homepage
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, lansia berumur 75 tahun kevatas yang telah terdaftar dalam antrean menunaikan ibadah haji, mendapat prioritas utama dalam penyelenggaraan haji tahun ini. 

"Selain para lansia yang mendapat prioritas kepada calon haji yang sudah mendaftar dan gagal diberangkatkan, tahun ini juga diberikan prioritas," kata Menag Lukman Hakim Saifuddin di hadapan para dosen dan mahasiswa ketika memberikan kuliah umum yang berjudul "Keselamatan dan Kesejahteraan Jamaah Haji" di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu (3/2). 

Ia mengatakan antrean untuk menunaikan ibadah haji ini memang cukup panjang, sementara kuota haji dari Pemerintah Saudi Arabia yang diberikan kepada Indonesia tidak naik. "Ya tahun ini Indonesia mendapat kuota haji tidak berbeda jauh yang diberikan tahun 2015 sebanyak 168.800 jamaah," katanya. 

Menyinggung mengenai antrean haji di Indonesia yang cukup panjang dan tidak sebanding dengan kuota yang ada, Menag mengatakan akan melakukan lobi-lobi kepada negara-negara yang tidak bisa memenuhi kuota haji dan akan dimintanya, meskipun ini merupakan pekerjaan yang tidak mudah. 

"Ya kami akan melakukan lobi-lobi kepada negara-negara yang tidak bisa memenuhi jatah kuota haji itu, akan kami minta, karena Indonesia terus mengalami kekurangan jatah kuota itu, meskipun hal ini merupakan pekerjaan yang tidak ringan," katanya. 

Ia mengatakan selain itu juga mengimbau kepada umat Islam di Indonesia yang sudah melakukan ibadah haji tidak lagi melakukan haji dan untuk memberikan kesempatan kepada umat Islam lainnya yang belum pernah naik haji. "Ya sebenarnya kewajibannya untuk naik haji itu hanya sekali sudah cukup, untuk itu kami mengimbau kepada mereka yang sudah naik haji tidak lagi, berikan kesempatan kepada yang lain," kata Menag. 

Menyinggung mengenai hasil penelitian dari para dosen di UMS tentang "Keselamatan dan Kesejahteraan Jamaah Haji", Menag menyambut baik, tetapi ini juga tidak mudah diterima oleh Negara Arab Saudia apabila ini disumbangkan untuk penanganan masalah haji. 

"Hasil penelitian untuk mengatur dan menekan angka kecelakaan dalam pelaksanaan menunaikan ibadah haji ini bagus, tetapi juga tidak mudah bisa diterapkan di sana, karena negara tersebut juga mempunyai budaya sendiri-sendiri, tetapi juga tidak ada jeleknya kita memberikan saran-saran yang baik untuk semuanya," kata Menag yang juga didampingi Rektor UMS Bambang Setiaji.(Antara/Republika/Foto: Sultra.Kemenag.go.id)

Tidak ada komentar: