Rabu, 23 Oktober 2013

Catatan Haji 2013 (1)

Add to Google Reader or Homepage 

Penyelenggaraan ibadah haji 2013 belumlah usai, proses pemulangan jamaah haji dan proses kegiatan jamaah haji gelombang dua melakukan arbain di Madinah sedang berlangsung. Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini baru akan berakhir 19 November 2013, saat jamaah telah kembali ke Tanah Air.

 Apresiasi positif terhadap penyelenggaraan ibadah haji 2013 telah bermunculan, baik dari Mantan Wapres Jusuf Kalla, Ketua DPR Marzuki Alie dan Dubes Arab Saudi di Indonesia Musthafa Ibrahim Al-Mubarak. 

Namun bukan berarti penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, sepi dari masalah. Upaya keras Dirjen PHU Anggito Abimanyu dan jajarannya untuk memberikan pelayan haji yang semakin baik, memang harus terus diupayakan dan diperbaiki. 

Pengurangan 20% kuota jamaah haji Indonesia oleh pemerintah Arab Saudi, yang disampaikan pada bulan Juni 2013, jelas sangat mengagetkan para calhaj, terkesan mendadak seakan pemerintah Saudi tak punya perencanaan cermat terhadap penyelenggaraan haji, yang tentunya banyak menyulitkan negara-negara pengirim jamaah haji. 

Pengurangan kuota haji 20% ini. alasan pemerintah Saudi karena terjadi keterlambatan dalam penyelesaian rehabilitasi Masjidil Haram dan demi keselamatan jamaah haji itu sendiri. Mustinya kebijakan ini, jangan dikeluarkan secara mendadak. Sebagai negera terbesar pengirim jamaah haji, harusnya Indonesia memiliki nilai tawar.

Catatan haji lainya, kurangnya jumlah petugas haji kita yang di tempatkan di seputar Masjidil Haram. Padahal keberadaan petugas ini, sangat penting untuk memandukan para jamaah sekaligus melayani mereka. Bahkan keberadaan “sektor khusus” yang biasanya tak jauh dari Masjidil Haram, hingga detik-detik terakhir jamaah telah masuk ke kota Mekkah, sektor ini belum memiliki kantor. 

Pelarangan pelayanan kesehatan oleh masing-masing negara pada saat Armina, jelas menyulitkan jamaah haji itu sendiri. Kasus terbatasnya ambulan di Arafah, larangan terhadap penggunaan ambulan untuk safari wukuf, harus dikoreksi secara tegas ke pemerintah Arab Saudi.

Pengadaan kantong urine bagi jamaah haji cukup baik, tapi jumlahnya yang hanya 10 ribu buah, jelas tak mencukupi. Pengadaan sarana ini harusnya merupakan paket yang bisa diterima semua jamaah, ditambah barang-barang lain yang jadi kebutuhan jamaah haji selama Armina. 

Melayani 168 ribu-an jamaah haji, memang bukan persoalan yang mudah, tapi niat dan ikhtiar untuk memberikan pelayanan yang semakin baik kepada jamaah haji merupakan keharusan. (foto: Tempo)

Tidak ada komentar: