“Ya Allah, (jadikanlah) haji yang tak mengandung unsur riya (pamer diri) dann unsur sum’ah (ingin populer)” (doa Rasulullah).
Pergi menunaikan ibadah Haji, apalagi di zaman sekarang, merupakan perjuangan berat. Jutaan hamba Allah dari berbagai penjuru dunia berada di sana dan berdesak-desakan. Perlu fisik dan mental yang kuat untuk mempersiapkan diri dan melaksanakan tahapan demi tahapannya hingga semua rukunnya dilaksanakan. Karena itu, maunya ibadah Haji yang kita laksanakan tidak sia-sia karena niat riya atau memamerkan diri.
Untuk menghindari hal demikian, kita sepatutnya mensucikan niat dan berdoa agar dijauhkan dari unsur-unsur riya baik di saat melaksanakannya maupun sesudahnya. Jangankan kita, Rasulullah SAW juga berdoa agar terhindar dari hal-hal demikian.
Apalagi di negeri kita, setiap orang yang sudah berhaji ingin dipanggil Haji atau Hajjah. Mudah-mudahan itu menjadi doa yang baik, bukan mencari popularitas. Jika ingin mencari popularitas, banyak orang memaksakan diri berhaji walaupun dengan menggunakan harta haram.
Padahal Allah Maha Suci dan hanya menerima yang suci. Jadi menunaikan ibadah Haji bukan hanya perlu dengan niat yang suci, tetapi membawa harta yang suci dari hal-hal yang haram. Dengan cara demikian kita berharap bisa meraih haji mabrur atau haji yang diterima oleh Allah. (Serambi Indonesia/ Oleh Jarjani Usman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar