Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyoroti praktek pelaksanaan haji di
Indonesia yang tiap tahun kerap memiliki permasalahan.
Mulai dari antre yang cukup panjang hingga puluhan tahun, hingga pemalsuan
dokumen oleh pihak tidak bertanggung jawab.
"Indonesia yang ingin berangkat haji cukup banyak, tapi kuota yang ada
selalu tidak mencukupi. Akibatnya terjadi antrian yang cukup panjang,"
kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Senin (22/8/2016).
Menurut Fahri, Indonesia yang merupakan konsumen terbesar dalam pelaksanaan
ibadah haji, seharusnya bisa mendapatkan kuota yang lebih besar untuk
masyarakat yang hendak ke tanah suci.
Dikatakannya, pemerintah harus mengendalikan pasar karena merupakan negara
yang kebutuhan haji-nya paling besar di dunia.
"Kita sebagai konsumen besar haji, masa nggak punya bargain? Harusnya
sebagai pasar yang besar, kita bisa memegang pasar," tuturnya.
Fahri menyarankan, agar pemerintah bisa mengkomunikasikan kepada Saudi atau
negara-negara yang kuota hajinya tidak terpakai agar bisa digunakan oleh
masyarakat kita.
Hal itu dapat dilakukan sebagai upaya mengurangi antrian para calon jemaah
haji yang hingga puluhan tahun lamanya.
"Daripada negara yang tidak dipakai (kuota hajinya) bisa dikasih ke
kita, daripada mereka kosong. Kita ada yang puluhan tahun mengantri, harusnys
pemerintah lakukan lobi dengan pihak Saudi. Harusnya dilakukan pembicaraan
formil," ujarnya.(tribunnews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar