Memberangkatkan 201 ribu jemaah haji ke Tanah Suci, setiap tahunnya, memang bukan pekerjaan mudah dan sederhana. Bagiamanapun sempurnanya sebuah sistem, solidnya koordinasi maupun organisasi, sempurnanya perencanaan, semuanya berpulang kepada kehendak-Nya, karena melayani para tetamu Allah ini memang beda, butuh ketulusan, keikhlasan, keridhaan-Nya.
Menyusul tulisan terdahulu tentang beberapa PR untuk bung Anggito, antara lain:
Tujuh…memperpendek kelelahan jemaah pada proses pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji. Masih banyak kegiatan yang bisa disederhakan, sehingga tak membuat jemaah kelelahan. Pada tahap pemulangan jemaah, masih menghadapi persoalan delay pesawat dan kelebihan barang bawaan.
Delapan…Penyajian katering bagi jemaah selama di Madinah, 2 x sehari (makan siang dan malam) kualitas dan variasi menu makanan perlu ditingkatkan, sehingga memenuhi asupan gizi bagi jemaah selama melakukan Arbain.
Penyajian catering selama di Arafah, sebaiknya berupa box yang dikontrol dengan ketat “kadaluarsa” sajian tersebut. Beri kesempatan kepada jemaah untuk melaksanakan ritual haji secara khusu di Arafah, tanpa direpotkan antri makanan yang menyita waktu cukup banyak. Untuk layanan catering di Mina bisa tetap dengan prasmanan, dengan kualitas menu yang ditingkatkan.
Sembilan…selama jemaah berada di Armina (Arafah, Muzdhalifah dan Mina) problema yang dihadapi jemaah, soal terbatasnya ketersedian WC/kamar mandi sehingga membuat antrian panjang. Perlu dipikirkan pengadaan WC/Kamar mandi mobile atau portable yang bisa ditempatkan pada pusat-pusat konsentrasi jemaah Indonesia di Armina.
Sepuluh…penyewaan kondisi bus yang prima untuk pergerakan jemaah selama Armina, karena pada tahun lalu terdapat bus yang dipergunakan jemaah haji mogok, sementara bus back up/pengganti lambat tersedia.
Selamat bekerja bung Anggito…doa kami selalu menyertai anda..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar