Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali berniat membeli pesawat haji, jika memungkinkan dananya berasal dari Dana Abadi Umat (DAU) yang kini tersimpan di Sukuk.
Asal prinsip dana yang digunakan bisa membuahkan manfaat, memberikan keuntungan, kata Menag seusai membuka Musyawarah Nasional Hisyab dan Rukyat sebagai penentuan bulan Qomariah di Jakara, Rabu (25/4).
Menag mengatakan, dana DAU yang tersimpan di Sukukjumlahnya triliunan. Jika Kemenag beli pesawat, setiap tahun pada musim haji tinggal memanfaatkan saja.
Pesawat haji ini bisa saja kedepannya menunjuk sebagai operatur maskapai Garuda. Usai musim haji, pesawat bisa digunakan untuk penerbangan komersial, kata Suryadharma Ali.
Alasan perlunya Kemenag punya pesawat haji, katanya, salah satu sebabnya makin mahalnya ongkos naik haji setiap tahun. Selalu ada kecenderungan naik.
Terkait dengan hal itu, ia pun mengakui untuk musim haji 2012 ada kecenderungan naik. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji atau BPIH naik karena pondokan terdekat Masjidil Haram makin sulit berkaitan dengan perluasan kompleks masjid tersebut.
Jarak pondokan yang jauh pun kini mahal, kata Menag.
Bersamaan dengan itu, Menag mengatakan pula, soal penerbangan haji pun kini menjadi komponen yang ikut menentukan besaran BPIH musim haji 2012. Itulah sebabnya Kemenag merasa perlu punya pesawat, dengan prinsip tetap memberi untung dan dana pokok tak hilang.
Untuk musim haji 2012, lanjut dia, Kemenag masih menunggu kelengkapan dokumen dari maskapai Batavia Air sebagai persyaratan ikut mendukung transportasi haji. Garuda dan Saudi Arabia sudah mengembalikan dokumen. Jika Batavia diputuskan ikut sebagai pengangkut jemaah haji, berarti untuk kali pertama ada tiga penerbangan ikut.
Kemenag, kata Menag, tak ingin memonopoli pelayanan penerbangan haji oleh satu atau dua maskapai. Karena itu, pihaknya membuka diri pada maskapai lain seperti Lion, Air Asia dan Merpati. Tapi, hingga kini, hanya Garuda dan Arab Saudi yang cepat mengembalikan dokumen.(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar