Rabu, 30 Desember 2015

"Bimbingan Manasik Haji Kurang Optimal"

Add to Google Reader or Homepage

Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama menilai Bimbingan Manasik Haji oleh Kantor Urusan Agama (KUA) belum optimal. 

"Kami menilai Bimbingan Manasik Haji masih kurang optimal," kata Kapuslitbang Kehidupan Keagamaan Kemenag Muharam Marzuki, kepada Republika.co.id, kemarin. 

Tim Peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan meneliti dimensi kompetensi pembimbing ibadah, materi bimbingan, metode bimbingan, sarana dan prasarana, dan kepanitiaan. Dari dimensi tersebut, rata-rata indeks manasik nasional berada pada nilai 58,19 persen. 

"Angka itu artinya masih rendah karena idealnya mencapai 70 persen," ujar Kabid Litbang Aliran dan Pelayanan Keagamaan Kemenag Kustini. 

Kustini mengatakan, penelitian tersebut juga menemukan fakta pembimbing manasik minim bersertifikat dengan rata-rata indeks sebesar 41,7 persen. Sedangkan beberapa syarat seperti sudah pernah berhaji dan mengantungi ijazah S1 berada di angka 92,3 persen dan 91,3 persen. 

Ketua Tim Peneliti Bimbingan Manasik Haji Abdul Jamil Wahab mengatakan, perlu ada peningkatan sertifikasi pembimbing. Hal ini, kata Jamil, untuk mewujudkan pembimbingan yang terstandar. 

Selain itu, Jamil juga menyarankan adanya peningkatan bimbingan praktik dan penambahan waktu pemberian materi. Pada pelaksanaan haji 2015, pelaksanaan bimbingan manasik di KUA sebanyak empat kali. 

Jami juga menyoroti materi bimbingan yang lebih banyak menekankan fikih dan regulasi haji ketimbang aspek spiritualitas. "Kedepan perlu memberikan waktu lebih lama dan panjang untuk melaksanakan bimbingan yang menekankan aspek spiritualitas haji atau manasik kalbu." (Republika.co.id/foto: sumsel.kemenag.go.id)

Tidak ada komentar: