Belum disepakatinya biaya
penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) antara pemerintah dan DPR membuat para calon
jamaah haji resah. Sisa waktu dua bulan dari pelaksanaan haji dirasa terlalu
berisiko buat para jamaah un tuk melakukan persiapan.
“Ada
lebih dari 100 ribu ca lon jamaah haji yang ikut Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) di seluruh Indo nesia. Mereka semua waswas pada Sya’ban ini tentang jadi
tidaknya keberangkatan,” ujar Ketua Umum Forum Komu nikasi KBIH M Muchtar
Ilyas, Jumat (29/6).
Menurutnya,
beragam ke luhan datang dari sekitar 5.000 anggota FK KBIH terkait tersendat-sendatnya persiapan.Padahal,
mereka mem bawahi lebih dari 50 per sen pendaftar haji reguler pa da 2012.
Seperti, di area Jawa Barat yang 97 per sen calon jamaah hajinya ikut dalam
KBIH. Begitu pula di Jakarta yang sekitar 90 per sen terga bung KBIH.
“Tidak
semua calon jamaah haji itu orang mampu atau kaya. Mereka tidak bisa begitu sa
ja punya uang tunai. Ada yang harus menjual harta bendanya dulu,” ujar Muchtar.
Alasan
inilah yang mem buat sebagian besar jamaah was was. Apalagi, jika keputus an
atas besaran uang yang harus ditambahkan tidak mencukupi. Hal ini mengakibatkan
harapan mereka beribadah ke Tanah Suci bakal pupus. “Pa dahal, jamaah haji itu
tidak per nah mempersoalkan naik nya biaya haji. Berapa pun me reka bayar
dengan berbagai usa ha. Karena, mereka pikir itu ibadah,” ujar Muchtar.
Ia
meminta agar Kemen te rian Agama serta Komisi VIII DPR menghentikan debat ku
sir tentang kenaikan biaya. Hal terpenting bagi jamaah, kata Mukhtar, yakni
tempat menginap mereka dekat de ngan Masjidil Haram.
FK
KBIH rencananya akan menemui Komisi VIII DPR pada Senin (2/7). Rombongan ber
jumlah sekitar 250 orang itu terdiri atas calon jamaah haji dari Jakarta,
Depok, dan Banten yang akan mendesak penetapan BPIH dipercepat.
Keluhan
yang sama dituturkan praktisi ibadah haji Muharom Ahmad. Kesulitan yang dihadapi
para penyelenggara haji seperti KBIH berupa lambatnya pengurusan visa hingga
molornya jadwal ma nasik haji.
“Saya
mohon sebagian anggota KBIH yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Umrah dan
Haji (Himpuh) di bantu dengan adanya kepastian biaya yang harus dilunasi
sehingga persiapannya bisa lebih matang,” ujar wasekjen Himpuh ini.
Parna (66 tahun), seorang jamaah haji di Kota
Tangerang, juga menginginkan agar biaya haji dapat segera dike tok. “Maunya sih
biaya tetap tidak naik,” katanya.
Meski
banyak desakan ten tang BPIH, pemerintah kini masih berkutat dalam ranah
regulasi. Pemerintah akan se gera mengesahkan rancangan peraturan pemerintah
(RPP) menjadi peraturan pemerintah tentang penyelenggaraan haji dalam waktu
dekat.
Sebelumnya,
Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan bahwa pihaknya baru mempresentasikan
RPP di hadapan presiden agar dapat di setujui. Beberapa poin penting yang
terkandung dalam RPP itu adalah pengaturan tentang penyelenggaraan ibadah haji
reguler, penyelenggaraan iba dah haji khusus, penyelenggaraan umrah, badan
pengelola dana abadi umat, dan yang berkaitan dengan setoran awal serta
pelunasan.
Suryadharma
memperkirakan, pemberangkatan pertama jamaah haji pada musim ini akan dilakukan
pada 21 Sep tember.(rep/indah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar