Senin, 24 April 2017

Tenda Jemaah Haji di Arafah Ditopang Baja, Menag Jamin Tak Roboh Diterjang Angin




Layanan ibadah haji di Arafah tahun ini dipastikan lebih nyaman dibanding sebelumnya. Ratusan tenda jemaah haji akan diganti. Ditambah lagi, ada fasilitas AC yang diberikan untuk masing-masing tenda.


Menteri Agama              (Menag)  Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan, kualitas tenda pada tahun ini jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Tak ada lagi istilah tenda jemaah roboh karena angin kencang seperti insiden 2015 lalu. Sebab, tenda ditopang rangkaian baja kokoh.


“Bahan tenda juga yang anti api dan tahan air. Berbeda dengan sebelumnya yang menggunakan bahan sejenis terpal yang ditopang dengan bambu atau besi yang telah karatan,” ujarnya.


Tenda-tenda baru di Arafah tersebut juga berukuran cukup besar, sekitar 25x15 meter. Satu tenda diperkirakan mampu menampung sekitar 250 jemaah. ”Memang belum fix info dari muassasah untuk berapa jumlah tenda bagi jemaah Indonesia. Tapi dengan kapasitas yang dilihat kemarin, diperkirakan di atas 800 tenda,” ungkap Staf teknis I Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI Jeddah Ahmad Dumyathi Basori dihubungi kemarin.


Tak hanya tenda baru, ada fasilitas AC dan kipas angin dengan spray air yang akan dipasang di setiap tenda. Masing-masing akan mendapat 6 AC baru dan 6 unit kipas angin besar. Dua fasilitas ini, kata Dumyathi, merupakan hal sangat penting ketika di Arafah nanti.


Sebab, suhu udara pada saat puncak Haji diprediksi sangat panas. Sehingga menyebabkan resiko heat stroke sangat tinggi. Seperti diketahui, puncak ibadah haji saat Wukuf di Arafah diperkirakan jatuh pada 31 Agusus 2017. ”Untuk menjamim pasokan listrik, rencananya setiap tenda akan dilengkapi satu genset,” ungkapnya.


Peningkatan fasilitas karpet juga dilakukan di Muzdalifah. Dengan begitu, jemaah haji diharapkan dapat beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju Mina.


Dumyathi menambahkan, untuk kebutuhan permakanan juga sudah disiapkan. Jemaah akan mendapat pelayanan makan sebanyak 4 kali di Arafah. Sedangkan di Muzdalifah satu kali dan Mina sebanyak 11 kali.


Selain fasilitas di Arafah, pemerintah juga memastikan akomodasi bagi jemaah haji Indonesia di Mekkah sudah rampung. Sewa pemondokan sudah mencapai 98,95 persen atau 205.394 kapasitas yang sudah berhasil disewa.


Hal ini agak bertolak belakang dengan proses sewa di Madinah. Hingga kini baru 36,72 persen atau 75.429 kapasitas yang sudah dalam tahap negosiasi. Diakui Lukman, ada tiga hal yang membuat proses negosiasi ini agak lambat. Pertama, kembali normalnya kuota jemaah haji seluruh negara. Sehingga, kebutuhan sewa pemondokan menjadi sangat tinggi.


Sayangnya, kebutuhan tesebut tidak diimbangi dengan pembangunan hotel-hotel baru di Madinah. Berbeda dengan Mekah. ”Karena kita sama-sama nyarinya yang dekat dengan Masjid Nabawi atau daerah Markaziyah, sehingga menjadikan persaingan sewa akomodasi di Madinah relatif lebih ketat,” jelasnya.


Meski begitu, Lukman memastikan bahwa tim terus berupaya mendapat pemondokan yang pas untuk jemaah. Sehingga bisa membantu jemaah untuk menjalankan ibadah haji dengan baik. (fajaronline.com)



Tidak ada komentar: