Pelayanan calon jemaah haji biasanya sering dikeluhkan karena lama dan
berbelit-belit. Bukan hanya itu, para calon jemaah haji juga harus
mondar-mandir ke sejumlah tempat dalam pengurusannya.
Namun hal itu tidak ditemui di Kantor Kemenag Kota Tegal, sebab sudah ada
Pelayanan Haji Satu Atap atau 'One Top Service' dengan pelayanan cepat. Hanya
15 menit, pengurusan para calon jemaah haji tersebut bisa diselesaikan di satu
tempat.
Kasi Penyelenggara Haji Kantor Kemenag Kota Tegal Abdul Ghofir mengatakan
konsep ini sudah digagas sejak akhir 2013 lalu. Sedang pelaksanaannya sudah
diterapkan sejak Maret 2014. Pada 2015, pelayanan model ini sudah mulai banyak
diterapkan di kantor kemenag daerah lainnya.
"Jika menggunakan cara lama ketika sistem pendaftaran calon jemaah haji
belum terintegrasi, para pendaftar sebelum ke kantor kemenag butuh waktu
berhari-hari. Mereka harus ke sana kemari seperti di pingpong, tes kesehatan
harus antri di puskesmas, kemudian ke bank dan lainnya. Sekarang hanya 15 menit
selesai," ungkapnya yang merupakan pencetus konsep Pelayanan Haji Satu
Atap, kemarin.
Abdul Ghofir menjelaskan, konsep pelayanan haji satu atap adalah model
pelayanan terakumulasi dan terintegrasi dengan alur pemenuhan persyaratan
pendaftaran bersifat alternatif. Hal ini dilakukan untuk memberikan pelayanan
yang mudah bagi para calon jemaah haji.
Di kantor ini ungkapnya, calon jemaah haji cukup datang ke kantor kemenag
kemudian menuju loket satu untuk mengisi formulir pendaftaran dan pemotretan.
Kemudian ke loket dua untuk setoran dana haji yang akan dilayani oleh Bank
Penerima Setoran (BPS).
Setelah itu calon jemaah kemudian menuju loket tiga untuk tes kesehatan
(fleksibility) dan terakhir ke loket empat (Siskoha) untuk input data manual,
perekaman wajah dan sidik jari dokumen persyaratan. "Setelah itu calon
jemaah haji tinggal menunggu pemberangkatan," tambahnya.
Proses implementasi konsep pelayanan haji satu atap ini ungkapnya
membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan. Akibat tidak adanya anggaran maka
dibutuhkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di sektor
pemberangkatan haji. "Kami panggil seluruh Bank Penerima Setoran,
Ormas-ormas Islam, KBIH, IPHI, Dinas Kesehatan dan Pemkot. Akhirnya dengan
modal 'bismillah dan semangat' serta dukungan seluruh pemangku kepentingan haji
konsep pelayanan haji dalam satu atap bisa terealisasi atas biaya infak dari
masyarakat," ujarnya.
Pembaruan sistem pelayanan haji dalam satu atap ini menjadi 'Role Models'
Nasional dan banyak ditiru oleh kantor kemenag di daerah lain. "Sampai
sekarang sudah lebih dari empat belas instansi dan daerah yang melakukan
kunjungan dan studi banding, termasuk rombongan dari Komisi satu DPR-RI, bahkan
sekarang ini di seluruh kantor kemenag DIY sistem pendaftaran pelayanan haji
dalam satu atap sudah diterapkan," pungkasnya.(jateng.merdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar