Minggu, 12 Februari 2017

Keren Nih, Pelayanan Calon Jemaah Haji di Tegal Hanya 15 Menit

Pelayanan calon jemaah haji biasanya sering dikeluhkan karena lama dan berbelit-belit. Bukan hanya itu, para calon jemaah haji juga harus mondar-mandir ke sejumlah tempat dalam pengurusannya.

Namun hal itu tidak ditemui di Kantor Kemenag Kota Tegal, sebab sudah ada Pelayanan Haji Satu Atap atau 'One Top Service' dengan pelayanan cepat. Hanya 15 menit, pengurusan para calon jemaah haji tersebut bisa diselesaikan di satu tempat.

Kasi Penyelenggara Haji Kantor Kemenag Kota Tegal Abdul Ghofir mengatakan konsep ini sudah digagas sejak akhir 2013 lalu. Sedang pelaksanaannya sudah diterapkan sejak Maret 2014. Pada 2015, pelayanan model ini sudah mulai banyak diterapkan di kantor kemenag daerah lainnya.

"Jika menggunakan cara lama ketika sistem pendaftaran calon jemaah haji belum terintegrasi, para pendaftar sebelum ke kantor kemenag butuh waktu berhari-hari. Mereka harus ke sana kemari seperti di pingpong, tes kesehatan harus antri di puskesmas, kemudian ke bank dan lainnya. Sekarang hanya 15 menit selesai," ungkapnya yang merupakan pencetus konsep Pelayanan Haji Satu Atap, kemarin.

Abdul Ghofir menjelaskan, konsep pelayanan haji satu atap adalah model pelayanan terakumulasi dan terintegrasi dengan alur pemenuhan persyaratan pendaftaran bersifat alternatif. Hal ini dilakukan untuk memberikan pelayanan yang mudah bagi para calon jemaah haji.

Di kantor ini ungkapnya, calon jemaah haji cukup datang ke kantor kemenag kemudian menuju loket satu untuk mengisi formulir pendaftaran dan pemotretan. Kemudian ke loket dua untuk setoran dana haji yang akan dilayani oleh Bank Penerima Setoran (BPS).

Setelah itu calon jemaah kemudian menuju loket tiga untuk tes kesehatan (fleksibility) dan terakhir ke loket empat (Siskoha) untuk input data manual, perekaman wajah dan sidik jari dokumen persyaratan. "Setelah itu calon jemaah haji tinggal menunggu pemberangkatan," tambahnya.

Proses implementasi konsep pelayanan haji satu atap ini ungkapnya membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan. Akibat tidak adanya anggaran maka dibutuhkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di sektor pemberangkatan haji. "Kami panggil seluruh Bank Penerima Setoran, Ormas-ormas Islam, KBIH, IPHI, Dinas Kesehatan dan Pemkot. Akhirnya dengan modal 'bismillah dan semangat' serta dukungan seluruh pemangku kepentingan haji konsep pelayanan haji dalam satu atap bisa terealisasi atas biaya infak dari masyarakat," ujarnya.

Pembaruan sistem pelayanan haji dalam satu atap ini menjadi 'Role Models' Nasional dan banyak ditiru oleh kantor kemenag di daerah lain. "Sampai sekarang sudah lebih dari empat belas instansi dan daerah yang melakukan kunjungan dan studi banding, termasuk rombongan dari Komisi satu DPR-RI, bahkan sekarang ini di seluruh kantor kemenag DIY sistem pendaftaran pelayanan haji dalam satu atap sudah diterapkan," pungkasnya.(jateng.merdeka.com)

Tidak ada komentar: