Sabtu, 23 Juli 2016

Warga Menduga Ada Mafia Haji di Karawang

Add to Google Reader or Homepage


Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Karawang ditenggarai membiarkan praktik mafia haji berlangsung. Akibatnya, banyak jemaah calon haji yang telah membayar lunas tetapi tidak bisa berangkat ke Arab Saudi karena namanya tidak tercantum. 

Oknum Kemenag tersebut diduga bekerja sama dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) untuk memilih jemaah calon haji yang bersedia membayar lebih tinggi dibanding nilai resmi yang harusnya dibayar. 

Rosi Rosmiawati (34), warga Desa Batujaya, Kecamatan Batujaya, yang merupakkan anak dari pasangan Naid (87) dan Mami (87) mengaku kedua orang tuanya mendaftar haji sejak tahun 2013 dan melunasi secara bersamaan. 

"Tapi yang berangkat hanya ibu saya sedangkan nama ayah saya tidak tercantum sama sekali padahal usianya sudah sepuh," kata Rosi saat ditemui di depan Gedung Kemenag, Jalan Husni Hamid, Kabupaten Karawang, Kamis 21 Juli 2016. 

Padahal kata Rosi, pembayaran sudah dilunasi kedua orang tuanya dan mereka sudah melaksanakan manasik haji hingga 17 kali, "Saya tidak mengerti bisa seperti ini," ucapnya. ‪

Rosi menduga kuat ayahnya tidak jadi berangkat karena ulah oknum yang ada di Kemenag yang mencoba mencari keuntungan pribadi dari jemaah calon haji. Parahnya lagi, orang tuanya dirayu untuk memberikan uang lagi agar bisa berangkat haji. 

"Masa harus bayar lagi padahal semua sudah dibayar lunas. Ini pasti ada permaianan dengan pihak KBIH karena (permintaan) itu disampaikan oleh pihak KBIH," katanya. ‬

Menurut Rosi, keluarganya merasa kecewa kepada Kemenag dan KBIH Nurul Anwar yang ada di Batujaya. Menurutnya, aneh jika ayahnya tidak ada dalam daftar keberangkatan padahal sudah sesuai prosedur yang ada. 

"Kalau saya tanya orang-orang yang sudah ibadah haji, jadi menurut mereka jika sudah lunas dan ikut manasik biasanya memang sudah pasti berangkat. Tapi ini malah hanya ibu saya aja yang bisa berangkat," katanya.‬ ‪

Menurut Rosi, keluarganya akhirnya mencari tahu alasan ayahnya tidak bisa berangkat dari Kemenag dan KBIH. Rosi juga mengakui pernah dirayu yayasan penyalur haji supaya memberikan uang agar ayahnya bisa berangkat. 

"Kami dirayu pihak KBIH supaya nama bapak keluar tetapi kami malah diminta uang lagi, padahal bukti pembayaran lunas sudah ada," katanya.‬ ‪

Kepala Kemenag Karawang, Sopian, membantah bila banyak mafia haji bergentayangan di kantor yang dipimpinnya. Terkait masalah keberangkatan calon jemaah haji, hal itu ditentukan dari pusat bukan Kemenag Karawang. 

"Bagaimana ada mafia kalau kami sendiri tidak bisa memutuskan siapa yang akan berangkat," kata Sopian. 

Sopian juga menegaskan tidak ada permaianan dalam menentukan keberangkatan calon jemaah haji. Apalagi proses penentuan keberangkatan haji menggunakan sistem komputerisasi. Jadi, sulit dilakukan jika ada permainan. "Jadi masalah itu tidak benar, tidak ada mafia di kantor saya," katanya. (pikiran-rakyat.com)

Tidak ada komentar: