Senin, 30 April 2007

Muassasah Akan Layani Katering Armina


Muassasah Asia Tenggara yang baru amat kooperatif. Mereka bersedia bekerja sama dengan pemerintah Indonesia agar penyelenggaraan haji tahun ini lebih baik, terutama dalam hal pemberian katering selama fase Arafah dan Mina (Armina).

Demikian dikatakan Direktur Pengembangan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan Sistem Informasi Haji (SIH) Abdul Ghafur Djawahir dan anggota Tim Perumahan dan Katering Haji Indonesia di Arab Saudi, Afief Ubaidillah, di Jakarta, akhir pekan lalu.


''Pemberian katering bagi jamaah dikembalikan ke muassasah,'' tegas Abdul Ghofur sesaat setelah kembali dari Arab Saudi mendampingi Menteri Agama M Maftuh Basyuni dalam penandatanganan MoU dengan Menteri Haji Arab Saudi Fuad Abdul Salam al Farsi. Hanya saja berbeda dari tahun-tahun sebelumnnya, kali ini Tim Perumahan dan Katering yang dibentuk Menag dilibatkan sepenuhnya mulai dari pemilihan perusahaan katering, dan menu.

Muassasah Asia Tenggara, yang melayani jamaah haji Indonesia, tahun ini berganti kepemimpinan dari Syeikh Ali Yasin kepada Syeikh Juhair. Muassasah adalah penerus dari syaikh yang dulu mengurus akomodasi bagi jamaah haji termasuk Indonesia.

Tahun lalu, pemberian katering selama fase Armina dipindah dari muassasah ke Anna for Development dengan harapan menu yang lebih baik dan harga lebih murah. Namun, fakta berkata lain. Sebagian besar jamaah tak memperoleh makanan sehingga beberapa kalangan mendesak agar katering dikembalikan ke muassasah yang telah bertahun-tahun menanganinya.

Afief menjelaskan kerja sama dengan muassasah baru amat transparan. ''Muassasah mau berkompromi membantu kita dalam hal tempat dan katering,'' lanjutnya lagi. Untuk katering misalnya. Muassasah bertindak selaku koordinator yang akan menunjuk perusahaan katering untuk jamaah Indonesia. Pemerintah Indonesia dilibatkan dalam penunjukkan katering. Soal koki, pada bulan Ramadhan muassasah sudah akan menunjukkan siapa saja juru masak dari perusahaan katering yang dikontrak.


Tim Perumahan dan Katering Haji beserta muassasah berencana menambah perusahaan katering. Setiap dua maktab akan dilayani sebuah perusahaan katering sehingga total perusahaan katering menjadi 30 (75 maktab). ''Malah lebih banyak dari usul DPR yang lima perusahaan.'' Dengan makin banyak perusahaan diharap jika terjadi kegagalan maka lebih mudah diantisipasi karena jamaah yang menjadi korban lebih sedikit. Makanan diberi dengan pola prasmanan di mana satu maktab akan dibuat tujuh meja prasmanan (buffet) guna mengurangi antrean. (Rep/ts)

Tidak ada komentar: